A.
Penanganan
Boarding Penumpang Domestik Garuda
Indonesia Oleh PT Gapura Angkasa Di Bandara Ngurah Rai International Airport
Denpasar
Gapura Angkasa
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ground handling (tata operasi darat) yang menangani proses boarding penumpang Garuda Indonesia dan
Citilink di terminal domestik, di Bandara Nguran Rai Bali. Gapura Angkasa
memberikan pelayanan kepada penumpang di Airport
mulai dari proses boarding, pengecekan
dokumen di gate sampai memasuki memasuki
pesawat.
Penanganan penumpang
pada saat boarding menjadi salah satu
kegiatan terpenting yang harus diperhatikan, maka staf boarding Gapura Angkasa sebagai pelaksana ground handling harus melakukan
proses boarding sesuai dengan SOP
(standar operasional perusahaan) yang telah ditentukan mulai dari persiapan
sampai penumpang memasuki pesawat (lihat Lampiran 1).
Dengan pertimbangan
aturan keselamatan penerbangan, boarding penumpang
hanya diijinkan apabila cabin crew
yang bertugas sudah lengkap dan selesai mempersiapkan cabin pesawat untuk dinaiki. Petugas/staf harus siap di boarding gate dan mengarahkan penumpang untuk memasuki
pesawat.
Dalam penangan boarding penumpang, hal-hal yang harus
dilakukan oleh staf boarding gate adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Boarding
Salah
satu persiapan dalam menangani boarding
adalah briefing. Pada waktu briefing ada pembagian tugas, penempatan
area kerja antara staf dan supervisor.
Dalam
penanganan boarding penumpang Garuda
Indonesia yang dilakukan oleh Gapura
Angkasa, Garuda Indonesia menyiapkan
satu orang supervisor yang disebut dengan staf Managemen Penerbangan
Indonesia (MPI) yang bertugas mengawasi
dan membantu dalam menangani proses penumpang boarding. Pada saat briefing,
supervisor memberikan pengarahan
kepada bawahannya dan menginformasikan hal-hal yang perlu disampaikan, yaitu
sebagai berikut:
a. Menugaskan
staf menjaga di gate yang telah ditentukan.
b. Menginformasikan
kepada staf yang bertugas di boarding
gate tentang apakah terdapat special handling atau tidak.
c. Menginformasikan
ke seluruh staf boarding gate apakah
terjadi delay ataupun tidak.
2.
Pembagian Tugas Di
Boarding Gate
Pembagian tugas di boarding gate yang dilakukan oleh staf boarding Garuda Indonesia adalah sebagai
berikut :
a.
Mencocokkan seat
number yang ada pada boarding pass atau
transit card dengan information sheet
b.
Memastikan boarding
pass number atau transit card di layar monitor sebelum penumpang masuk ke dalam pesawat
(lihat lampiran 2).
c.
Memberikan informasi kepada seluruh penumpang untuk
segera memasuki pesawat sesuai row/berdasarkan kelas penumpang.
d.
Menginformasikan penumpang yang belum masuk ke pintu
keberangkatan
(gate ).
3. Pelaksanaan
Proses Boarding
Di
dalam penanganan boarding untuk
setiap flight tidaklah sama satu
dengan lainnya tergantung tipe dan jenis
pesawat Garuda Indonesia itu sendiri,
diantaranya sebagai berikut :
a. Untuk
jenis pesawat airbus a 330 open gate dimulai 1 jam sebelum waktu boarding, sedangkan proses boarding dimulai 30 menit sebelum waktu
keberangkatan.
b. Untuk
jenis pesawat boeing 737 (400, 500,
dan 800) open gate dimulai 1 jam sebelum waktu boarding, sedangkan proses boarding dimulai 20 menit sebelum waktu
keberangkatan.
c. Untuk
jenis 747 (400) open gate 30 menit
sebelum waktu boarding sedangkan
untuk proses boarding 35 menit
sebelum proses keberangkatan.
Adapun aktivitas yang
dilakukan oleh supervisor adalah sebagai berikut:
1)
Menugaskan staf di boarding
gate yang telah ditentukan
2) Mempersiapkan
perlengkapan peralatan boarding gate antara lain : Sigh board, Radio HT, Hand count, Handling label, Kertas print, Anouncement Board, Prepare Activity
Check List
3) Memastikan
letak pesawat
4) Menginformasikan
ke unit transport tentang parker pesawat
bila diperlukan
5) Menginformasikan
ke unit Ramp Handling tentang special passenger
6) Menginformasikan
ke unit yang terkait antara lain security
airport, information service
perihal proses passenger masuk
ruangan tunggu keberangkatan penumpang Garuda Indonesia
7) Memeriksa
dan memastikan kesesuaian identitas penumpang antara identitas KTP dengan
identitas di boarding pass dengan
tujuan tidak adanya kekeliruan atau kesalahan data pada penumpang
8) Memeriksa
Boarding pass penumpang untuk melihat
rute dan registrasi pesawat serta jam penerbangan dan ruang tunggu agar tidak
terjadi kesalahan dalam memasuki ruang tunggu (Boarding Gate)
9) Memastikan
antara seat number yang ada di boarding
pass atau transit card penumpang
dengan information sheet
10) Menyebut
nama penumpang First atau Economy class saat merobek dan
mencocokkan boarding pass pada saat boarding.
11) Memberikan
special passenger untuk Boarding lebih awal.
12) Melakukan
sweeping over size cabin beggage .
13) Mengucapkan
selamat jalan kepada penumpang
14) Memastikan
semua penumpang dan dokument on board
telah berada di pesawat
15) Mengirim
telex ke station tujuan bila
diperlukan
16) Mencocokkan
boarding pass, tiket (transit GA), hand count, dengan sistem.
17) Apabila
pada saat pesawat sudah akan flight,
tetapi jumlah penumpang boarding
tidak sesuai atau masih ada kekurangan, maka petugas boarding gate harus
melakukan pemberitahuan panggilan terakhir (last
minute called) kepada penumpang yang bersangkutan, agar segera menuju
pesawat
18) Apabila
pesawat tidak menggunakan avio bridge
maka petugas boarding gate akan menyiapkan anak tangga untuk
penumpang untuk naik ke dalam pesawat Garuda Indonesia.
19) Terakhir
petugas Boarding Gate menyerahkan flight document pada awak kabin.
4.
Tahap Penyelesaian
Dalam tahap penyelesaian ada beberapa aktivitas yang
dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.
Memeriksa dan
menghitung kembali invitation card (Lihat
lampiran 3).
b.
Menyerahkan passenger manifest, load sheet, dan special handling seperti special food pada purser yaitu orang yang bertugas untuk mengawasi dan bertanggung
jawab terhadap kerja awak pesawat (pramugari dan pramugara) pada saat penumpang
telah lengkap memasuki pesawat
c.
Mencatat semua kegiatan
ke dalam activity check list form (
lihat lampiran 4)
d.
Merapikan dan menata
kembali Boarding kit ke tempat semula
e.
Melaporkan kepada airline jika terjadi irregularity (kendala-kendala yang
terjadi selama proses boarding)
f.
Debriefing untuk
evaluasi semua kegiatan yang telah dilaksanakan
g.
Pengarsipan (masa
berlaku tiga bulan) file GA
diserahkan ke airlines dan MPA (Managemen
Penerbangan Indonesia) ke gudang dengan bukti serah terima.
Check-in/Boarding
file yang diserahkan PT Gapura Angkasa setelah proses boarding terdiri dari :
1)
Manifest penumpang dan
bagasi (lihat lampiran 5)
2)
Passenger berdasarkan
kelasnya
3)
Passenger transit
4)
Passenger joining
5)
Passenger yang
menggunakan e-ticket (lihat lampiran
6)
6)
Food order
7)
Load sheet
(lihat lampiran 7)
8)
File untuk final
handling report yang terdiri dari Load
sheet, Passenger manifest, dan
activity check list form.
B.
Kendala-Kendala
Yang Dihadapi Dalam Penanganan Boarding Penumpang
Domestik Garuda Indonesia Oleh PT Gapura Angkasa
Serta Cara Mengatasinya
Dalam
menangani boarding penumpang Garuda
Indonesia juga sering mengalami
kendala-kendala yang terkait dengan penanganan penumpang maupun dengan pihak
maskapai lainnya. Adapun beberapa kendala yang dihadapi staf boarding Gapura Angkasa yang perlu
diatasi sehingga proses penanganan boarding
dapat berjalan dengan baik dan lancar serta dapat meningkatkan pelayanan kepada
penumpang, adalah sebagai berikut :
1. Delay
Salah
satu kendala yang terbesar dalam penanganan boarding
penumpang adalah terjadinya delay
atau keterlambatan. Dalam dunia penerbangan delay berarti keterlambatan pada
pesawat, delay bisa terjadi pada saat
keberangkatan maupun kedatangan. Akhir-akhir ini banyak maskapai penerbangan
yang sering mengalami masalah delay
termasuk maskapai Garuda Indonesia. Penyebab terjadinya delay biasanya dikarenakan kesalahan maskapai dalam ketepatan
waktu, pengaturan jadwal pesawat, jumlah pesawat, flight schedule dan jadwal para awak kabin maupun karena weather, operational, dan technical. Berikut adalah cara
mengatasi terjadinya delay flight :
a. Apabila
delay atau keterlambatan terjadi di
bawah dua jam maka pihak Garuda Indonesia
akan menginformasikan Estimated Time
Departure (ETD) yang terbaru kepada seluruh penumpang Garuda dan meminta
maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi.
b. Apabila
delay atau keterlambatan terjadi di atas
dua jam maka pihak Garuda Indonesia akan
memberikan service yaitu dengan memberikan
snack dan minuman.
c. Apabila
delay atau keterlambatan terjadi
lebih dari empat jam maka pihak Garuda Indonesia akan memberikan breakfast,
lunch, atau dinner.
d. Apabila
delay atau keterlambatan terjadi di atas
enam jam maka passenger akan diberikan kompensasi diinapkan di hotel.
2. Penumpang
Kehilangan Dokumen Pada Saat Boarding
Kehilangan
dokumen perjalanan merupakan salah satu kendala yang sering dialami oleh staf boarding Garuda Indonesia. Contohnya seperti sering penulis lihat
dilapangan bahwa beberapa penumpang sering kehilangan dan menjatuhkan boarding pass mereka pada saat melakukan
proses boarding. Kecerobohan
penumpang merupakan bukan tanggung jawab dari staf Garuda Indonesia, namun PT
Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang menekankan pada pelayanan penumpang,
maka staf boarding Garuda Indonesia
harus mengatasi kendala tersebut dengan cara sebagai berikut :
a. Contact supervisor
yang bertugas pada saat itu dan bertanggung jawab pada kegiatan Boarding flight GA pada gate tersebut.
b. Contact
keamanan bandara untuk melakukan pengecekan penumpang yang bersangkutan.
c. Jika
dokumen tersebut tidak ditemukan maka staf boarding
Garuda Indonesia akan melakukan Off
load penumpang dan bagasi dalam
system airlines sehingga
penumpang tidak dapat masuk dalam manifest atau dokumen airlines sehingga penumpang tidak dapat diberangkatkan.
3. Penumpang
Mendadak Sakit
Penumpang
sakit mendadak ketika akan melakukan proses boarding.
Berikut ini adalah cara mengatasi penumpang yang mengalami sakit mendadak
adalah sebagai berikut :
a. Menanyakan
kepada passenger atau penumpang yang bersangkutan apakah bisa melakukan
penerbangan atau tidak
b. Melakukan
langkah P3K stelah menanyakan kondisi penumpang terlebih dahulu
c. Apabila
penumpang dalam keadaan sakit yang dapat dikatakan parah maka penumpang akan
dibawa ke karantina. Apabila diperlukan penanganan khusus maka penumpang akan
dibawa kerumah sakit. sehingga penumpang dan bagasinya akan di off load dan diberangkatkan kembali
setelelah kedaanya membaik.
4. Penumpang
Yang Terlambat Boarding
Ada
beberapa penumpang Garuda Indonesia yang tidak mengetahui jam boarding dan menyebabkan terlambat untuk
boarding. Berikut ini cara mengatasi
penumpang yang terlambat boarding :
a. Apabila
penumpang terlambat boarding pada last paging atau last minutes before boarding penumpang tidak masuk ke gate , maka dilakukan off load penumpang dan bagasi.
b. Apabila
penumpang menggunakan special ticket
atau special traction, maka penumpang
tidak bisa berangkat, sedangkan penumpang yang menggunakan tiket normal bisa berangkat
dengan penerbangan lain hanya tergantung ada tidaknya seat kosong.
5. Penumpang
Yang Membawa Barang, Makanan Dan Minuman Terlarang
Ada
beberapa penumpang yang mengalami masalah dengan keamanan karena membawa makanan,
minuman, liquid, jel, dan aerosol pada saat memasuki gate. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi
hal tersebut yaitu :
a. Barang
bawaan yang di bawa penumpang akan disita sesuai dengan standar operasional
perusahaan (SOP).
Solusi atau cara
penanganan yang dapat dilakukan oleh staf boarding
adalah menyarankan barang bawaan tersebut dimasukkan ke dalam bagasi dan
diberikan sweeping beggage atau
mendatangi security agar barang tersebut
dimasukkan sebagai check baggage atau swepping baggage (ramp claim baggage) yang dapat diambil oleh penumpang
Selamat malam...
BalasHapusSaya mau bertanya, gimana prosedur penanganan bagasi keberangkatan dan bagasi kedatangan pada maskapai Garuda Indonesia?